Senin, 28 April 2014

Situs Dr Radjiman Wedyodiningrat

Situs Rumah Dr. Radjiman Wedyodiningrat


Gerbang Pintu Masuk

Rumah Induk Dr Radjiman

Lumbung Padi


Meski telah berusia lebih dari 134 tahun, rumah tua yang terletak di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tersebut masih berdiri kokoh. Beberapa sudut bangunan terlihat baru saja direnovasi, namun tidak meninggalkan bentuk aslinya.

Warga desa setempat menyebut rumah tua itu dengan "Kanjengan", yakni rumah kediaman dr Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat, sang pahlawan bangsa yang tak terlupakan.

Saat berkunjung ke rumah Dr Radjiman Wedyodiningrat kami harus menunggu sang juru kunci yaitu Bp. Sagimin, karena ia mempunyai kepentingan. Kami harus menunggu beliau kurang lebih selama 2 jam. Tak sia-sia kami menunggu, karena bisa mempelajari sejarah Situs Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat.

Untuk memasuki kawasan situs, para pengunjung akan melewati sebuah gerbang yang besar. Pada gerbang itu terdapat tulisan "Situs Radjiman Wedyodiningrat". Setelah itu, pengunjung akan melewati jalan sepanjang 500 meter untuk menuju bangunan utama Kanjengan.

Banyak foto-foto yang terpajang di dinding Rumah Situs Dr. Radjiman Wedyodiningrat,  itulah yang menjadi saksi bisu bahwa Dr Radjiman memiliki peran penting bagi Bangsa Indonesia. Dan juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden RI yang pertama yaitu, Ir Soekarno.

 
Foto Dr. Radjiman


Bangunan utama Kanjengan sangat sederhana. Nuansa perpaduan arisitektur Jawa dan Belanda sangat terasa pada bangunan tersebut. Langit-langit ruangannya tinggi, terbuat dari kayu. Demikian juga model pada daun pintu dan jendelanya, juga mengadopsi perpaduan dua gaya tersebut.

Perabotan yang ada di dalam rumah Dr. Radjiman (Masih Asli)


Meja Rias Dr. Radjiman (Asli)

Ranjang Dr Radjiman Wedyodiningrat (Asli)


“Hampir semua perabotan yang ada di Rumah Situs Dr Radjiman ini asli peninggalan dari Dr. radjiman. Pihak keluarga sengaja mempertahankannya karena kediaman Dr radjiman akan menjadi Situs sejarah” Ujar Bp Sagimin sang juru kunci. Mulai dari meja, kursi, almari, tempat tidur, meja rias, dan sejumlah perabotan lainnya, masih asli. Sudah menjadi tugas Sagimin untuk membersihkan perabotan tersebut agar tetap bersih dan tidak rusak.

Di Rumah ini, dulunya Dr Radjiman hidup bersama dua istri dan tiga orang anaknya. Selama masa hidupnya, Dr Radjiman memiliki lima orang istri yaitu,
1.      Ibu Rochani
2.      Fanmuyen
3.      Ibu karsinah
4.      Ibu Suki
5.      Ibu Sri mardikin
 empat istri merupakan warga Indonesia dan satu lainnya warga Belanda. Dari kelima istri tersebut, ia memiliki tiga anak dari istri yang berbeda.

Beliau datang  dan tinggal diwilayah tersebut pada tahun 1935, membeli sebuah rumah beserta pekarangan dan persawahan seluas total +/- 73 ha dari seorang tuan tanah. Dr.Rajiman menempati rumah tersebut sampai dengan wafatnya beliau di tahun 1951, pada usia 72 tahun.Dalam aktifitasnya selama tinggal di Dirgo dalam kurun waktu sekitar 26 tahun, Dr.Rajiman sering bolak - balik ke Jakarta untuk menghadiri rapat - rapat penting,mengingat  keberadaannya sebagai tokoh dan pejabat negara yaitu sebagai anggota DPR, dengan menggunakan jasa transportasi Kereta Api dari stasiun Walikukun yang hanya berjarak 1,5 Km dari rumahnya.Sebelum wafat Dr.Rajiman menjual areal pekarangan dan persawahan kepada masyarakat sekitar dengan harga yang sangat murah, dan hanya menyisakan untuk keluarganya seluas 7,5 ha saja.Ini wujud kepedulian dan kecintaan beliau kepada masyarakat sekitar.Dr.Rajiman wafat di rumah tersebut pada tahun 1951, dan Presiden RI saat itu Ir.Soekarno datang kerumah tersebut untuk melayat.Beliau di makamkan di makam keluarga di Yogyakarta.Dan atas jasa - jasa beliau selama hidupnya dalam memperjuangkan kemerdekaan maka pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional.

Selain usulan dan dukungan untuk menjadi pahlawan nasional,  tempat kediaman Dr Radjiman di Dirgo, Ngawi, juga dijadikan sebagai situs sejarah. Keberadaan Situs ini dinilai semakin memperkaya potensi wisata sejarah yang berada di Kabupaten Ngawi.

“Situs ini telah sering didatangi oleh pengunjung yang ingin mengenal sosok Dr Radjiman lebih jauh. Kebanyakan yang datang adalah anak-anak sekolah dan mahasiswa. Mereka datang untuk belajar sejarah tentang peranan dr Radjiman bagi kemerdekaan Bangsa Indonesia," ujar Juru Kunci , Bp Sagimin.

Kediaman Dr Radjiman akan menjadi satu rangkaian dari sejumlah tempat sejarah lainnya yang ada di Ngawi untuk pengembangan pariwisata Sejarah.


Foto di Gapura Depan Rumah Dr. Radjiman


Foto di Garasi Samping Rumah Dr. Radjiman


Foto di Halaman depan Rumah Dr. Radjiman


Saat Wawancara dengan bapak Sagimin (Sang Juru Kunci)


Foto bersama bapak Sagimin
Foto bersama bapak Sagimin

Sumber : http://www.antarasumsel.com/print/264442/radjiman-wedyodiningrat-pahlawan-yang-terlupakan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar