Situs Rumah
Dr. Radjiman Wedyodiningrat
Gerbang Pintu Masuk
Rumah Induk Dr Radjiman
Lumbung Padi
Meski telah berusia lebih dari 134 tahun, rumah tua yang
terletak di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi,
Jawa Timur, tersebut masih berdiri kokoh. Beberapa sudut bangunan terlihat baru
saja direnovasi, namun tidak meninggalkan bentuk aslinya.
Warga desa setempat menyebut rumah tua itu dengan
"Kanjengan", yakni rumah kediaman dr Kanjeng Raden Tumenggung (KRT)
Radjiman Wedyodiningrat, sang pahlawan bangsa yang tak terlupakan.
Saat berkunjung ke rumah Dr Radjiman Wedyodiningrat kami
harus menunggu sang juru kunci yaitu Bp. Sagimin, karena ia mempunyai
kepentingan. Kami harus menunggu beliau kurang lebih selama 2 jam. Tak sia-sia
kami menunggu, karena bisa mempelajari sejarah Situs Kanjeng Raden Tumenggung
(KRT) Radjiman Wedyodiningrat.
Untuk memasuki kawasan situs, para pengunjung akan melewati
sebuah gerbang yang besar. Pada gerbang itu terdapat tulisan "Situs
Radjiman Wedyodiningrat". Setelah itu, pengunjung akan melewati jalan
sepanjang 500 meter untuk menuju bangunan utama Kanjengan.
Banyak foto-foto yang terpajang di dinding Rumah Situs Dr.
Radjiman Wedyodiningrat, itulah yang
menjadi saksi bisu bahwa Dr Radjiman memiliki peran penting bagi Bangsa
Indonesia. Dan juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Presiden RI yang
pertama yaitu, Ir Soekarno.
Foto Dr. Radjiman
Bangunan utama Kanjengan sangat sederhana. Nuansa perpaduan
arisitektur Jawa dan Belanda sangat terasa pada bangunan tersebut.
Langit-langit ruangannya tinggi, terbuat dari kayu. Demikian juga model pada
daun pintu dan jendelanya, juga mengadopsi perpaduan dua gaya tersebut.
Perabotan yang ada di dalam rumah Dr. Radjiman (Masih Asli)
Meja Rias Dr. Radjiman (Asli)
Ranjang Dr Radjiman Wedyodiningrat (Asli)
“Hampir
semua perabotan yang ada di Rumah Situs Dr Radjiman ini asli peninggalan dari
Dr. radjiman. Pihak keluarga sengaja mempertahankannya karena kediaman Dr radjiman
akan menjadi Situs sejarah” Ujar Bp Sagimin sang juru kunci. Mulai dari meja, kursi, almari,
tempat tidur, meja rias, dan sejumlah perabotan lainnya, masih asli. Sudah
menjadi tugas Sagimin untuk membersihkan perabotan tersebut agar tetap bersih
dan tidak rusak.
Di Rumah ini, dulunya Dr Radjiman hidup bersama dua istri dan
tiga orang anaknya. Selama masa hidupnya, Dr Radjiman memiliki lima orang istri
yaitu,
1.
Ibu Rochani
2.
Fanmuyen
3.
Ibu karsinah
4.
Ibu Suki
5.
Ibu Sri mardikin
empat istri merupakan
warga Indonesia dan satu lainnya warga Belanda. Dari kelima istri tersebut, ia
memiliki tiga anak dari istri yang berbeda.
Beliau datang dan tinggal diwilayah tersebut pada tahun
1935, membeli sebuah rumah beserta pekarangan dan persawahan seluas total +/-
73 ha dari seorang tuan tanah. Dr.Rajiman menempati rumah tersebut sampai
dengan wafatnya beliau di tahun 1951, pada usia 72 tahun.Dalam aktifitasnya
selama tinggal di Dirgo dalam kurun waktu sekitar 26 tahun, Dr.Rajiman sering
bolak - balik ke Jakarta untuk menghadiri rapat - rapat penting,mengingat
keberadaannya sebagai tokoh dan pejabat negara yaitu sebagai anggota DPR,
dengan menggunakan jasa transportasi Kereta Api dari stasiun Walikukun yang
hanya berjarak 1,5 Km dari rumahnya.Sebelum wafat Dr.Rajiman menjual areal
pekarangan dan persawahan kepada masyarakat sekitar dengan harga yang sangat
murah, dan hanya menyisakan untuk keluarganya seluas 7,5 ha saja.Ini wujud
kepedulian dan kecintaan beliau kepada masyarakat sekitar.Dr.Rajiman wafat di
rumah tersebut pada tahun 1951, dan Presiden RI saat itu Ir.Soekarno datang
kerumah tersebut untuk melayat.Beliau di makamkan di makam keluarga di
Yogyakarta.Dan atas jasa - jasa beliau selama hidupnya dalam memperjuangkan
kemerdekaan maka pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional.
Selain usulan dan dukungan untuk menjadi pahlawan
nasional, tempat kediaman Dr Radjiman di
Dirgo, Ngawi, juga dijadikan sebagai situs sejarah. Keberadaan Situs ini
dinilai semakin memperkaya potensi wisata sejarah yang berada di Kabupaten
Ngawi.
“Situs ini telah sering didatangi oleh pengunjung yang ingin
mengenal sosok Dr Radjiman lebih jauh. Kebanyakan yang datang adalah anak-anak sekolah dan mahasiswa. Mereka
datang untuk belajar sejarah tentang peranan dr Radjiman bagi kemerdekaan
Bangsa Indonesia," ujar Juru Kunci , Bp Sagimin.
Kediaman Dr Radjiman akan menjadi satu rangkaian dari sejumlah tempat
sejarah lainnya yang ada di Ngawi untuk pengembangan pariwisata Sejarah.
Foto bersama bapak Sagimin
Foto bersama bapak Sagimin
Sumber : http://www.antarasumsel.com/print/264442/radjiman-wedyodiningrat-pahlawan-yang-terlupakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar